MAKALAH
TUGAS AKHIR MATA KULIAH
PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
Tentang :
TRANSFORMASI PERTANIAN DAN DAERAH
PEDESAAN
Dosen Pembimbing :
Bapak Dr. YULHENDRI, MSi
Oleh :
IRWANNUS PRATAMA
1202636
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, karena hanya dengan izin-Nya terlaksana segala mcam
kebajikan dan diraihnya segala macam kesuksesan. Shalawat, rahmat, dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., yang kepada beliau diturunkan Al
Qur’an dan diberi tugas untuk menjelaskan, menafsirkan, dan memberi contoh
pelaksanaannya. Semoga shalawat dan salam diberikan juga kepada keluarga, para
sahabat beserta ummatnya.
Berkat
rahmat dan izin Allah pula-lah penulis dapat menyelesaikan makalah Pengantar
Ekonomi Pembangunan yang bertemakan “Transformasi Pertanian dan Daerah
Pedesaan”.
Makalah
Pengantar Ekonomi Pembangunan ini, merupakan hasil kerja penulis disertai do’a
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
:
1.
Bapak Dr Yulhendri MSi selaku dosn mata kuliah
Pengantar Ekonomi Pembangunan.
2.
Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga
bantuan, bimbingan, pengarahan, semangat, dan dorongan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya besar harapan penulis,
semoga Makalah Pengantar Ekonomi Pembangunan ini dapat memberikan tambahan
wawasan bagi cakrawala ilmu pengetahuan, khususnya untuk mata kuliah Pengantar
Ekonomi Pembangunan.
Padang,
Desember 2013
Irwannus Pratama
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… ..…………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..……3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………………………….....….4
B.
Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………...…...5
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sektor pertanian…………………………………………………………..……….….6
B.
Struktur System Pertanian (Agraria) Dunia………………………………………..…8
C.
Penyebab-Penyebab Semakin Memburuknya Kinerja
Pertanian di Negara Berkembang……………………………………………………………………......…9
D.
Pembangunan Daerah Pedesaan, Kebijakan-kebijakan
Pendukungnya, Serta Keterpaduan Antara Tujuan Pendukung……………………………………….........11
E.
Solusi Yang Harus Dilakukan Oleh Negara Berkembang Untuk Menciptakan Daerah Pertanian dan Pedesaan
Sebagai Salah Satu Sektor Yang Bisa Diandalkan………..13
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………….…17
B.
Saran…………………………………………………………………………..…….18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..…19
TRANSFORMASI PERTANIAN DAN DAERAH
PEDESAAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu Negara
dapat dikatakan sebagai Negara yang baik adalah jika Negara tersebut mampu
menyeimbangkan, menyelaraskan, serta mngoptimalkan semua faktr-faktor yang
penting dan strategis yang dimiliki sehingga
sektor-sektor tersebut dapat
memberikan hasil yang bermanfaat untuk tatanan perekonomian nasional Negara
yang bersngkutan. Sudah banyak Negara yang mampu memajukan perekonomian mereeka
dengan memaksimalkan dan meyeimbangkan semua sector yang mereka miliki seperti
yang terdapat di Negara-negara Amerika dan Eropa. Tetapi banyak juga
Negara-negara yang yang belum bisa memajukan perekonomiannya karena Negara
tersebut belum mampu untuk mengoptimalkan dan menyelaraskan sector-sektor yang
mereka miliki.
Setiap
Negara memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain sehingga sektor-sektor
yng dianggap strategis sudah tentu akan berbeda pula dengan yang lainnya. Untuk
negara yang mempunyai wilayah dan lahan pertanian yang cukup luas dan mempunyai
letak geografis yang menguntungkan serta didukung oleh iklim yang bagus maka
sector ertanian meruakan sector yang sangat strategis bagi Negara tersebut.
Salah satu
cara untuk membangun perekonomian nasional suatu Negara adalah dengan cara
membangun sector pertanian dan daerah pedesaan itu dengan baik. Tidak dapat
dipngkiri bahwa sector pertnian dan pedesaan dapat membantu peningkatan
perekonomian nasional. Secara tradisional, peranan sector pertanian dalam
perekonomian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan hanya sebagai
unsure penunjang semata. Menurut histori di Negara-negara barat, pembangunan
ekonomi identik dengan transformasi structural yang cepat terhadap perekonomian
yakni dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industry
modern dan pelayanan msyarakat yang lebih kompleks. Maka peran utama pertanian
hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah
demi berkembangnya sector industry yang dinobatkan sebgai ektor unggulan
dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
Menurut
model pembangunan Lewis (dua sector) bahwa pembangunan yang menitikberatkan
pada pengembangan sector industry secara cepat, dimana sector pertanian dan
pedesaan hanya dipandang sebagai pelengkap atau penunjang dari pembangunan
nasional.
Para
ekonom menyadari bahwa daerah pedesaan pada umunya dan sector pertanian
khususnya ternyata tidak hanya bersifat positif tetapai jauh lebih penting dari
sekedar penunjang dalam proses pembangunan nasional secara keseluruhan. Salah
satu cara untuk membangun perekonomian nasional suatu Negara adalah dengan cara
membangun sector pertanian dan daerah pedesaanitu dengan sebaik-baiknya. Tidak
dapat dipungkiri bahwa sector pertanian dan pedesaan dapat membantu peningkatan
perekonomian nasional. Hal ini sudah dibuktikan oleh negra-negara maju seperti
Inggris, prancis, USA, Kanada, Jepang, dll. Negara-negara tersebut membuktikan
bahwa pembanguna setor pertanian dan pedesaan mereka dapat membantu
meningkatkan perekonomian nasional mereka dengan memberikan kontribusi bagi
perekonomian selain sector industry yang sudah menjadi sektor andalan dalam perekonomian mereka.
Berbagai kontribusi yang bisa diberikan meliputi :
(1) Peningkatan Lapangan Pekerjaan sehingga secara otomatis
akan menurunkan tingkat angka pengangguran.
(2) Untuk menekan tingginya tingkat urbanisasi di negara itu
, dan
(3) Sebagai penyeimbang dalam pertumbuhan sektor industri.
B. Tujuan dan Manfaat
- Mengetahui apa yang dimaksud tentang sektor pertanian
- Mengetahui struktur sistem pertanian (Agraria) di dunia
- Mengetahui apa yang menjadi penyebab semakin memburuknya kinerja pertanian pada negara berkembang.
- Mengetahui bagaimana cara membangun daerah pedesaan, kebijakan-kebijakan pendukungnya, serta keterpaduan antara tujuan pendukung
- Mengetahui solusi yang harus dilakukan oleh negara berkembang untuk menciptakan daerah pertanian dan pedesaan sebagai salah satu sektor yang bisa diandalkan
BAB II
PEMBAHASAN
Peranan teori ekonomi Neoklasik tidak terlalu besar dalam
menganalisis pembangunan daerah (regional). Tetapi teori ini memberikan dua
konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan dan mobilitas
faktor produksi. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan
alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena
itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang
berupah rendah.
Suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada
prioritas pertanian dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur
pelengkap dasar, yakni:
1)
Peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan dari
strategi pembangunan perkotaan yang berorientasikan pada upaya pembinaan
ketenagakerjaan.
2) Percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian
teknologi, institusional, dan insentif harga yang khusus dirancang untuk
meningkatkan produktivitas para petani kecil.
3)
Diversifikasi kegiatan pembangunan daerah pedesaan yang bersifat padat karya,
yaitu nonpertanian, yang secara langsung dan tidak langsung akan menunjang dan
ditunjang oleh masyarakat pertanian.
A. Sektor Pertanian
Pertanian merupakan suatu proses untuk menghasilkan bahan
pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan
sumber daya alam yaitu sumber daya tumbuhan dan sumber daya hewan. Pemanfaatan
kedua sumber daya ini sebaiknya dilakukan secara baik dan efisien, sehingga
nantinya sektor pertanian dapat menghasilkan output yang berkualitas baik dan
jumlah dari output tersebut bisa untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri.
Namun demikian, sampai saat ini masih juga ditemukan kasus-kasus yang sangat
merugikan bagi perkembangan sektor pertanian yaitu kasus seperti penangkapan
ikan dengan menggunakan pukat harimau dan bahan peledak yang nantinya dapat
merusak ekosistem di dasar laut, perburuan hewan di hutan dan penebangan hutan
secara ilegal serta munculnya proyek-proyek perumahan yang dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan cara mengambil luas lahan sawah dan hutan yang ada.
Sebenarnya salah satu sektor penting dalam perekonomian
Indonesia adalah sektor pertanian yang merupakan penerapan akal dan karya
manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan
hewan, sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Tanaman dapat diibaratkan
sebagai pabrik primer karena dengan memakai bahan dasar langsung dari alam
dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi manusia baik langsung
maupun tidak langsung.
Usaha
pertanian memiliki dua ciri penting yaitu :
1. Selalu melibatkan barang dalam
volume besar.
2. Proses
produksi yang memiliki resiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk
hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu
serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian
modern (misalnya budidaya alga dan hidroponika) telah dapat mengurangkan
ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih menggunakan
bentuk dan cara pertanian yang lama.
Dalam rangka meningkatkan taraf hidup kelompok masyarakat
yang paling miskin, upaya yang dilakukan harus langsung diarahkan kepada
kelompok penduduk yang bersangkutan. Karena pada umumnya mereka tinggal di
pedesaan dan bekerja di sektor pertanian, maka kunci pengentasan kemiskinan
terletak pada pembangunan sektor pertanian secara sungguh-sungguh. Revolusi
hijau sangat berperan dalam meningkatkan jumlah kawasan garapan dan menaikkan output.
Sayangnya, manfaat yang dihsilkan tidak selalu menyebar ke wilayah lain atau
mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Organisasi Pangan Dunia (FAO), berulang kali telah
memperingatkan akan adanya bencana kekurangan pangan yang gawat. FAO baru-baru
ini juga memperkirakan bahwa karena penyediaan pangan yang jauh dari memadai
itu, lebih dari 270 juta diantara 750 juta jiwa total penduduk afrika menderita
kekurangan gizi.
Penyebab utama memburuknya kinerja pertanian di
negara-negara dunia ketiga terabaikannya sektor yang sangat penting ini dalam
perumusan prioritas pembangunan oleh pemerintah itu sendiri. Diperparah lagi
dengan gagalnya pelaksanaan investasi dalam perekonomian industri perkotaan,
yang terutama disebabkan oleh kesalahan dalam memlih strategi industrialisasi
subtitusi impor dan penetapan nilai kurs yang telalu tinggi.
Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan
ekonomi hanya di pandang sebagai unsure pasif dan penunjang semata.
B. Struktur
Sistem Pertanian (Agraria) Dunia
Jika diperhatikan bahwa kondisi
pertanian yang ada sekarang ini pada sebagian besar negara miskin, akan segera
disadari bahwa betapa banyak tugas-tugas yang harus dilaksanakan sesegera
mungkin. Perbandingan sekilas antara produktivitas pertanian di negara maju
dengan negara berkembang akan memperjelas gambaran suram tersebut. Sebenarnya,
sistem atau pola pertanian yang ada di dunia ini dapat dibagi menjadi 2 pola
yang berbeda yaitu :
· Pola pertanian di negara-negara maju
yang memiliki tingkat efisiensi tinggi, dengan kapasitas produksi dan rasio
output per tenaga kerja yang juga tinggi, sehingga jumlah petani yang sedikit
dapat menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk.
·
Pola pertanian yang tidak atau
kurang berkembang yang terjadi di negara-negara berkembang. Tingkat
produktivitasnya begitu rendah sehingga hasil yang diperoleh acapkali tidak dapat
memenuhi kebutuhan para petaninya sendiri. Jangankan untuk mencukupi kebutuhan
pangan penduduk daerah perkotaan, untuk keperluan sehari-hari para petani itu
saja, hasil-hasil pertanian yang ada tidak mencukupi.
Di sejumlah negara-negara yang berkembang, pertaniannya
bersifat subsisten. Jangankan untuk mencukupi kebutuhan pangan daerah perkotaan
untuk keperluan sehari-hari para petani itu saja tidak memadai. Sedangkan di
negara-negara maju pertumbuhan output pertanian yang mantap telah berlangsung
sejak pertengahan abad ke-18. Laju pertumbuhan tersebut dipacu oleh
perkembangan teknologi dan pengetahuan biologi, yang mampu menghasilkan tingkat
produktivitas tenaga kerja dan lahan yang lebih tinggi lagi.
Gambaran produksi pertanian tersebut berbeda sekali dengan
yang dialami oleh negara-negara dunia ketiga. Di negara-negara miskin, metode
produksi pertanian dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan berarti.
Sampai sekarang, para petani di negara-negara berkembang masih banyak yang
menggunakan metode produksi yang sudah dipraktekkan sejak ratusan yang lampau.
Dengan teknologi pertanian dan penggunaan masukan (input) tradisional diluar
tenaga kerja manusia yang sama, kita mengetahui dari prinsip perolehan hasil
yang semakin berkurang (diminishing returns) bahwa jika semakin banyak orang
yang mengerjakan sebidang lahan maka tingkat produktivitas marjinal akan
semakin menurun sebagai hasil akhirnya standar hidup petani pedesaan di
negara-negara dunia ketiga terus memburuk.
Sehingga antara negara maju dan negara berkembang muncul
suatu kesenjangan yang disebut sebagai kesenjangan produktivitas. Pada tahun
2000 kesenjangan produktivitas ini meningkat menjadi lebih dari 50 banding 1,
dimana negara-negara yang berpendapatan rendah (produktivitasnya rendah) nilai
tambah per pekerja sektor pertanian adalah 346 dolar sedangkan di negara maju
seperti Inggris, Swedia, Jepang masing-masing adalah 34.730 dolar, 34.285
dolar, dan 30.620 dolar. Dari hal ini dapat dilihat dan dibuktikan bahwa
tingkat kesenjangan produktifitas antara negara maju dengan negara berkembang
cukup tinggi dan hal ini merupakan sebuah keadaan yang sangat memprihatinkan.
C. Penyebab-Penyebab Semakin
Memburuknya Kinerja Pertanian di Negara Berkembang
Penyebab
semakin memburuknya kinerja pertanian di negara berkembang adalah karena banyak
negara berkembang yang memiliki daerah pertanian yang cukup luas namun tidak
bisa memanfaatkan kelebihan luas lahan pertanian yang mereka miliki. Negara
tersebut masih terpengaruh oleh para teoritisi barat bahwa yang
didengung-dengungkan adalah bagaimana cara membangun dan memajukan perekonomian
suatu bangsa yaitu dengan cara mengubah perekonomian agraris menjadi
perekonomian industri, dan banyak negara berkembang yang meletakkan dasar
pemikiran itu dalam struktur tatanan perekonomian mereka. Ternyata strategi
tersebut sangat tidak cocok untuk diterapkan di negara-negara tersebut. Hal ini
terjadi karena memang infrastruktur pembangunan industri di negara tersebut
memang belum tersedia secara lengkap. Maka salah satu akibat yang ditimbulkan
dari masalah ini adalah tingginya angka migrasi para penduduk dari desa ke kota
yang sebenarnya daerah perkotaan sudah terlampau padat bagi para penduduk
sementara lahan garapan pertanian yang ada di desa ditinggalkan dan tidak ada generasi
penerus yang akan mengelola karena para pemuda dan pemudi desa memilih untuk
melakukan migrasi ke kota agar bisa bekerja di perkantoran atau di sektor
industri lain dengan harapan memperoleh standar hidup yang lebih baik. Dari
kejadian ini maka sebab dan masalah yang ditimbulkan di negara tersebut adalah
:
·
Lapangan
pekerjaan di kota semakin sedikit. Hal ini diakibatkan karena banyaknya tenaga
kerja yang mencari pekerjaan disana sehingga terjadi persaingan yang sangat
ketat antara para pencari kerja.
·
Lahan
garapan pertanian di desa mulai terbengkelai. Hal ini diakibatkan karena para
pemuda dan pemudi desa melakukan migrasi ke kota untuk mencari pekerjaan disana
sehingga orangtua mereka di desa yang sudah berumur tua kerepotan untuk
mengelola lahan petaniannya yang luas. Sehingga produktivitas mereka
berangsur-angsur turun seiring bertambahnya usia mereka.
·
Semakin
sedikitnya tenaga kerja yang ada untuk mengelola lahan pertanian yang luas di
daerah pedesaan maka produktivitas sektor pertanian tersebut juga akan turun.
Dampaknya juga akan dirasakan oleh negara tersebut yaitu dimana negara-negara
yang memiliki lahan pertanian yang luas sudah mulai mengimpor bahan pangan
untuk menjaga kestabilan pangan nasional mereka contoh yang paling jelas adalah
di negara kita sendiri. Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat negara
kita mempunyai lahan pertanian yang cukup luas tetapi negara kita harus
mengimpor bahan pangan dari negara yang luas lahan pertaniannya lebih kecil
dari negara kita. Sebenarnya jika lahan pertanian negara kita dikelola dengan
baik maka negara kita tidak perlu mengimpor bahan pangan bahkan negara kita
bisa menjadi negara pengekspor bahan pangan.
· Hal yang juga menjadi penyebab utama dari semakin
memburuknya kinerja pertanian adalah terabaikannya sektor yang sangat penting
dalam perumusan prioritas pembangunan oleh pemerintahan negara yang bersangkutan.
Terabaikannya sektor pertanian tersebut diperparah lagi dengan gagalnya
pelaksanaan investasi dalam perekonomian industri perkotaan, yang terutama
disebabkan oleh kesalahan dalam memilih strategi industrialisasi substitusi
impor dan penetapan nilai kurs yang terlalu tinggi.
D. Pembangunan Daerah Pedesaan, Kebijakan-kebijakan Pendukungnya, Serta
Keterpaduan Antara Tujuan Pendukung
Di daerah pedesaan pada sebagian besar negara berkembang
umumnya mempunyai luas lahan yang sempit, modal relatif kecil, sedangkan jumlah
tenaga kerja yang ada melimpah. Dalam kondisi tersebut yang merupakan masalah
mengapa pembangunan di pedesaan tidak sesuai dengan harapan, dimana tujuan
utama pembangunan pertanian dan daerah pedesaan di negara berkembang adalah
untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan melalui peningkatan
pendapatan, total produksi atau output, dan produktifitas petani kecil sehingga
diperlukan syarat-syarat bagi terlaksananya pembangunan daerah pedesaan.
Syarat-syarat terlaksananya suatu pembangunan daerah pedesaan antara lain
melalui kebijakan Land Reform.
Struktur usaha tani dan pola
kepemilikan lahan harus disesuaikan dengan tujuan utama yang berisikan ganda,
yaitu peningkatan produksi bahan pangan, serta pemerataan segala manfaat atau
keuntungan-keuntungan kemajuan pertanian pada sisi lain
Pembagian
sektor pertanian dan pedesaan hanya akan berhasil membawa manfaat jika ada
usaha bersama antara pemerintah dengan semua petani, bukan hanya dengan petani
besar saja. Program Land Reform biasanya meliputi redistribusi hak-hak
kepemilikan lahan dan pembebasan penggunaan lahan yang terlalu luas oleh para
tuan tanah kemudian membagikannya
kepada
para petani kecil yang lahannya terlalu sempit. Pelaksanaannya melalui beberapa
cara yaitu :
1.
Mengalihkan kepemilikan lahan kepada
para penyewa
2. Penggarap / petani bagi hasil yang
secara langsung mengerjakan lahan yang dimaksud
3. Mengalihkan lahan perkebunan besar
pada petani kecil
4.
Pembentukan koperasi pedesaan
5. Dekrit pemerintah yang menyatakan
bahwa semua lahan pertanian adalah milik pemerintah dan bagi para petani yang
ingin memberdayakan lahan tersebut sebaiknya diberikan berbagai akses dan
kemudahan untuk menggarap lahan tersebut.
Semua
manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak akan dapat direalisir
secara nyata tanpa didukung oleh serangkaian kebijakan pemerintah yang secara
sengaja diciptakan untuk memberikan rangsangan atau insentif, kesempatan atau
peluang ekonomi, dan berbagai kemudahan yang diperlukan untuk mendapatkan
segenap input utama guna memungkinkan para petani kecil meningkatkan tingkat
output dan produktifitas mereka. Berbagai kebijakan yang sebaiknya diberikan
pemerintah demi terlaksananya proses pembangunan daerah pedesaan antara lain
adalah :
·
Adanya anggaran dari pemerintah
pusat bagi pembangunan infrastruktur daerah pedesaan sehingga arus transportasi
dan pengangkutan dari desa ke kota atau sebaliknya akan lancar. Diharapkan
dengan infrastruktur yang memadai maka masyarakat akan semakin lancar untuk
melakukan proses perdagangan sehingga hal ini juga akan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.
·
Pendirian Koperasi Unit Desa (KUD).
Dengan adanya KUD maka masyarakat di
pedesaan akan merasa sangat terbantu karena masyarakat bisa menjualkan
hasil-hasil pertanian kesana disamping itu di KUD masyarakat pedesaan juga bisa
membeli pupuk dan berbagai kebutuhan pertanian disana dengan harga yang relatif
lebih murah bila dibandingkan jika mereka harus membeli di tempat lain.
·
Pendirian Koperasi Simpan Pinjam.
Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam
(KOSPIN) dipandang sebagai salah satu hal yang perlu ada di dalam daerah
pedesaan, sehingga apabila masyarakat pedesaan membutuhkan dana atau biaya baik
untuk menambah modal lahan pertanian mereka ataupun untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari masyarakat pedesaan tidak perlu meminjam uang melalui lintah darat
atau usaha perkreditan swasta lainnya yang nantinya akan bisa menjadi boomerang
bagi masyarakat pedesaan itu sendiri karena jumlah bunga yang diberikan sangat
tinggi. Maka dengan adanya koperasi simpan pinjam ini masyarakat dapat merasa
terbantu dalam memperoleh pinjaman dana baik untuk menambah modal ataupun untuk
memenuhi biaya kebutuhan yang sifatnya mendesak. Tentunya koperasi simpan
pinjam yang didirikan di pedesaan sebaiknya tidak bersifat profit motif
melainkan lebih bersifat persaudaraan dan kekeluargaan dengan menerapkan
pemberian pinjaman dengan bunga yang lunak, dan akan lebih baik lagi apabila
koperasi simpan pinjam ini dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri sehingga
rasa persaudaraan dan kekeluargaan di dalamnya akan lebih terasa.
·
Pemberian Pelatihan Bagi Masyarakat
Pedesaan Secara Konsisten
Maksud
dari pemberian pelatihan ini adalah untuk menambah wawasan dan keterampilan
masyarakat pedesaan terhadap bidang usaha yang mereka jalani yaitu bidang
pertanian dan perdagangan. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat pedesaan akan perdagangan dan
pertanian sehingga muncullah berbagai output dalam bidang pertanian yang
kualitasnya bertambah baik dari tahun ke tahun. Selain itu dengan adanya
pelatihan perdagangan maka hal ini diharapkan akan menambah pengetahuan mereka
akan perdagangan. Maka dengan adanya pemberian pelatihan bagi masyarakat
pedesaan ini akan sangat membantu menambah pengetahuan masyarakat pedesaan akan
bidang usaha yang mereka jalankan.
Keberhasilan pembangunan pedesaan,
selain sangat bergantung pada kemajuan petani kecil, juga ditentukan oleh
hal-hal penting lainnya meliputi :
- Upaya untuk meningkatkan pendapatan riil pedesaan, baik di sektor pertanian maupun non pertanian.
- Penanggulangan masalah ketimpangan distribusi pendapatan di daerah pedesaan serta ketidakseimbangan pendapatan dan kesempatan ekonomi antara daerah pedesaan dengan perkotaan.
- Pengembangan kapasitas sektor / daerah pedesaan itu sendiri dalam rangka menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan tersebut dari waktu ke waktu.
E. Solusi Yang Harus Dilakukan Oleh Negara
Berkembang Untuk Menciptakan Daerah Pertanian dan Pedesaan Sebagai Salah Satu
Sektor Yang Bisa Diandalkan
Dari
berbagai masalah dan akibat yang ditimbulkan, maka perlu dilakukan suatu
tindakan untuk menyelamatkan tata perekonomian negara-negara tersebut. Cara
yang harus dilakukan oleh pemerintah negara-negara tersebut adalah dengan
memberikan perhatian bagi sektor pertanian yang bisa dijadikan sektor andalan bagi
negara tersebut dan para penduduk juga sudah harus mulai mengelola lahan ini
sebaik mungkin, sehingga diharapkan ada suatu ikatan yang baik antara
pemerintah dan penduduk negara yang bersangkutan dimana pemerintah memberikan
akses dan kemudahan dalam pengelolaan lahan pertanian baik itu akses pasar
maupun kemudahan dalam berbagai bentuk seperti dalam penyediaan faktor produksi
dan pendanaan untuk pengelolaan lahan pertanian dan penduduk negara yang
bersangkutan juga ikut mengelola lahan pertaniannya dengan baik, serius dan
dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Pembangunan sektor pertanian dan daerah
pedesaan kini diyakini sebagai intisari pembangunan nasional secara keseluruhan
oleh banyak pihak. Harus diingat bahwa tanpa pembangunan daerah pedesaan yang
integratif pertumbuhan industri tidak akan berjalan dengan lancar, dan kalaupun
bisa berjalan, pertumbuhan industri tersebut menciptakan berbagai ketimpangan
internal yang sangat parah bagi perekonomian negara yang bersangkutan.
Apabila
tujuan utama pembangunan pertanian dan daerah pedesaan di negara-negara
berkembang adalah untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan melalui
peningkatan pendapatan, total produksi (output), dan produktivitas petani
kecil, maka pertama-tama pemerintahan negara-negara berkembang tersebut harus
mengidentifikasi sumber-sumber pokok kemajuan pertanian dan kondisi-kondisi
dasar yang sekiranya akan mepengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan utama.
Sehingga untuk menuju pertanian dan pedesaan yang andal perlu dipahami apa saja
yang menjadi sumber kemajuan, syarat-syarat untuk maju, dan kebijakan pendukung
apa yang diperlukan.
Sumber-sumber
Kemajuan Pertanian Berskala Kecil
a. Kemajuan teknologi dan
inovasi.
b. Kebijakan ekonomi
pemerintah yang tepat.
c. Kelembagaan sosial yang
menunjang.
Syarat
Umum bagi Kemajuan Pedesaan, yaitu :
a. Modernisasi
struktur usaha tani dalam rangka memenuhi bahan pangan yang terus meningkat.
b. Penciptaan
sistem penunjang yang efektif.
c. Perubahan
kondisi sosial pedesaan guna memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan.
Strategi
pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada prioritas pertanian dan
ketenagakerjaan paling tidak membutuhkan tiga unsur yaitu :
·
Percepatan
pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional,
dan insentif harga yang khusus dirancang untuk meningkatkan produktivitas para
petani kecil.
- Peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan dari strategi pembangunan perkotaan yang berorientasikan pada upaya pembinaan ketenagakerjaan
- Diversifikasi kegiatan pembangunan daerah pedesaan yang bersifat padat karya, yaitu non pertanian yang secara langsung dan tidak langsung akan menujang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian.
Ada tiga dalil pokok yang merupakan syarat-syarat terpenting
yang harus segera dipenuhi atau dilaksanakan dalam rangka merealisasikan setiap
strategi pengembangan sektor-sektor pertanian dan pembangunan daerah-daerah
pedesaan yang berorientasikan pada kepentingan rakyat banyak.
·
Land
Reform
Dalil
1: Struktur usaha tani dan pola kepemilikan lahan harus disesuaikan dengan
tujuan utama yang bersisi ganda, yaitu peningkatan produksi bahan pangan, serta
pemerataan segala manfaat atau keuntungan-keuntungan kemajuan pertanian pada
sisi yang lain. Pembangunan sektor pertanian dan pedesaan hanya akan berhasil
membawa manfaat atau keuntungan bagi orang banyak apabila ada usaha bersama
antara pihak pemerintah dan semua petani (bukan hanya petani-petani besar
saja). Langkah yang harus dilakukan adalah pemberian dan perbaikan hak
kepemilikan atau penggunaan lahan kepada masing-masing petani.
Oleh
karena itu program land reform harus dijalankan demi menciptakan kondisi awal
bagi terselenggaranya pembangunan pertanian yang mantap di berbagai
negara-negara berkembang. Program land reform biasanya meliputi redistribusi
hak-hak kepemilikan lahan dan/atau pembatasan penggunaan lahan yang terlalu
luas oleh tuan-tuan tanah, serta membagikannya kepada petani kecil yang
lahannya terlalu sempit atau tidak memiliki lahan sama sekali.
Semua
land reform pada dasarnya dimaksudkan untuk melaksanakan suatu fungsi sentral:
mengalihkan hak kepemilikan atau pemanfaatan lahan secara langsung atau tidak
langsung pada orang-orang yang nantiny benar-benar menggarap lahan tersebut.
·
Kebijakan-kebijakan
Pendukung
Dalil
2: semua manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak akan dapat
direalisir secara nyata tanpa didukung oleh serangakaian kebijakan pemerintah
yang secara sengaja diciptakan untuk memberikan rangsangan atau intensif, kesempatan
atau peluang-peluang ekonomi dan berbagai kemudahan yang diperlukan untuk
mendapatkan segenap input utama guna memungkinkan para petani kecil
meningkatkan tingkat output dan produktivitas mereka.
·
Keterpaduan
Tujuan-tujuan Pembangunan
Dalil 3: keberhasilan pembangunan pedesaan, selain sangat
tergantung pada kemajuan-kemajuan petani kecil, juga ditentukan oleh hal-hal
penting lainnya yang meliputi:
(1) upaya-upaya untuk meningkatkan
pendapatan riil pedesaan, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian, melalui
penciptaan lapangan kerja, industrialisasi di pedesaan, pembenahan pendidikan,
kesehatan dan gizi penduduk, serta penyediaan berbagai bidang pelayanan sosial
dan kesejahteraan lainnya.
(2) penanggulangan masalah
ketimpangan distribusi pendapatan di daerah pedesaan serta ketidakseimbangan
pendapatan dan kesempatan ekonomi antara daerah pedesaan dengan perkotaan.
(3)pengembangan kapasitas sektor
atau daerah pedesaan itu sendiri dalam rangka menopang dan memperlancar
langkah-langkah perbaikan tersebut dari waktu ke waktu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
berbagai hal yang telah dibahas pada hal-hal sebelumnya ternyata tidak dapat
dipungkiri bahwa sektor pertanian dan pedesaan juga dapat membantu meningkatkan
perekonomian nasional. Contohnya adalah di negara-negara maju (USA, Inggris,
Kanada, Jepang dll). Negara-negara tersebut membuktikan bahwa pembangunan
sektor pertanian dan pedesaan mereka dapat membantu perekonomian nasional
mereka dengan memberikan kontribusi bagi perekonomian selain sektor industri
yang sudah menjadi sektor andalan dalam perekonomian mereka. Berbagai
kontribusi yang bisa diberikan meliputi:
(1)Peningkatan Lapangan Pekerjaan sehingga
secara otomatis akan menurunkan tingkat angka pengangguran
(2)Untuk menekan tingginya tingkat urbanisasi
di negara itu, dan
(3)Sebagai penyeimbang dalam pertumbuhan
sektor industri. Suatu hal yang sangatlah tepat jika ingin memperbaiki tatanan
ekonomi yang ada di negara-negara yang memiliki daerah pertanian yang luas
adalah dengan membangun daerah tersebut yang nantinya pasti akan ikut berperan
serta dalam memperbaiki struktur tatanan ekonomi di negara yang bersangkutan.
Dengan
dibangunnya sektor pertanian yang baik maka hal ini juga akan berdampak baik
bagi daerah pedesaan karena sektor pertanian merupakan sektor yang sangat
berpengaruh bagi daerah pedesaan dalam hal untuk mendapatkan pendapatan riil
pedesaan. Jika sektor pertanian yang ada di desa dapat terus maju dan
berkembang maka pendapatan riil pedesaan juga pasti akan naik. Jika pendapatan
riil semakin meningkat maka desa itu bisa melakukan pembangunan desa yang
bersangkutan seperti pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya yang bisa
memajukan desa tersebut. Dengan demikian jika transformasi pertanian dan
lingkungan pedesaan dapat terlaksana dengan baik, maka perekonomian nasional
negara yang bersangkutan pasti akan berjalan ke arah yang lebih baik dimana
distribusi pendapatan di negara yang bersangkutan itu dapat terlaksana.
B.
SARAN
Sebaiknya jika negara berkembang ingin melakukan peningkatan
perekonomian nasionalnya melalui proses pembangunan sektor pertanian dan
pedesaan janganlah meniru berbagai metode yang sudah dilakukan oleh berbagai
negara maju dalam membangun sektor ini karena apa landasan dan dasar yang
mereka lakukan dalam struktur perekonomian negara mereka itu belum tentu cocok
terhadap kondisi atau keadaan internal negara berkembang.
Negara berkembang boleh saja mempelajari berbagai cara yang
dilakukan oleh negara maju dalam memajukan perekonomian mereka melalui
pembangunan sektor pertanian dan pedesaan ini, setelah mempelajari hal tersebut
kemudian negara berkembang bisa menilai apa saja hal-hal yang bisa mereka
contoh dan mereka lakukan pada negara mereka sendiri. Sehingga jangan sampai
negara berkembang meniru semua cara yang dilakukan oleh negara maju karena
kondisi internal tiap negara itu berbeda dan dikhawatirkan jika salah satu
negara meniru sebuah metode yang dilakukan oleh negara lain dapat menyebabkan
sebuah kesalahan yang diakibatkan tidak cocoknya suatu strategi yang dilakukan
dengan kondisi internal yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Lincolin.1997. Ekonomi Pembangunan.
Edisi ketiga
Todaro,
Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi kesembilan.Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/transformasi-pertanian-dan-pembangunan
www. google. co. id/Pembangunan
Ekonomi
Yuliana
E. Dewi, Impilkasi Transformasi Pertanian Modern ke Organik terhadap Perbaikan
Kualitas Lingkungan Hidup, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar